Pelapukan batuan oleh lumut dalam proses pembentukan tanah |
Bismillahirrahmaanirrahiim
Tanah mempunyai peran penting bagi manusia dan organisme lain. Tanah menyediakan unsur-unsur yang penting seperti air dan mineral. Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan bagi mahluk hidup. Bagi tumbuhan, air dan mineral berperan dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen dan zat makanan. Bagi manusia, salah satu peran air adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh sehingga terhindar dari dehidrasi yang dapat menimbulkan penyakit.
Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan organisme dan ekosistem, kamu sebaiknya menjaga tanah agar tetap subur sehingga dapat digunakan untuk kebaikan bersama. Tetapi pernahkah kamu memikirkan, dari manakah tanah ini dan bagaimana tanah terbentuk?
Artikel ini, akan menjelaskan kepada kamu tentang bagaimana proses pembentukan tanah. Baca sampai tuntas ya, agar kamu tidak gagal paham. Baca juga dengan santai, tidak perlu buru-buru. Just relax and enjoy.
Pembentukan Tanah
Tanah merupakan campuran dari batuan yang telah lapuk dan pelapukan bahan organik, mineral, air serta udara. Jadi, tanah terbentuk dari dua proses yaitu pelapukan batuan dan bahan organik. Proses pembentukan tanah disebut pedogenesis.
A. Pelapukan Batuan
Pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan seperti batuan sedimen, metamorf dan beku. Secara umum, tanah terbentuk dari pelapukan batuan secara fisik, kimia dan biologi. Pelapukan batuan merupakan perubahan fisik dan kimiawi batuan yang disebabkan oleh udara, air dan organisme. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang lama bahkan sampai jutaan tahun.
Baca juga : Peran tanah bagi mahluk hidup
Melalui pelapukan ini, batuan akan berubah ukuran dan bentuknya menjadi lebih kecil. Batuan-batuan yang lapuk tersebut akan mengalami pelunakan struktur yang disebabkan oleh pengikisan air dan udara. Batuan yang terkikis air dan udara akan menimbulkan rongga sehingga dapat ditempati oleh mikroorganisme dan selanjutnya akan terjadi penguraian oleh aktivitas mikroorganiesme tersebut.
Berdasarkan faktor penyebabnya, pelapukan batuan dikelompokkan menjadi 3 yaitu pelapukan fisika, kimiawi dan biologi. Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis pelapukan tersebut.
1. Pelapukan Fisika/Mekanik
Pelapukan fisika adalah pelapukan yang menyebabkan perubahan fisik batuan seperti bentuk dan ukuran. Pelapukan fisika dapat terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu. Pelapukan fisika menyebabkan batuan mengalami pemecahan atau desintegrasi sehingga menyebabkan perubahan ukuran batuan menjadi lebih kecil. Pemecahan batuan dapat dikarenakan oleh rendahnya tekanan, pertumbuhan kristal, pengembangan dan pengerutan karena pendinginan dan pemanasan, juga karena pengisian koloid.
2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang menyebabkan perubahan komposisi atau kandungan unsur kimia dalam batuan melalui reaksi kimia. Pelapukan kimiawi menjadikan volume batuan mengembang dan berat jenisnya menjadi kecil. Penyebab pelapukan kimiawi antara lain oksidasi, hidrasi dan karbonisasi serta hidrolisis.
Oksidasi pada batuan yang mengandung besi menghasilkan hematite yang berwana coklat kekuningan. Hidrasi merupakan proses masuknya air ke dalam batuan yang menimbulkan perubahan volume tiap molekul batuan yang menyebabkan batuan terkelupas dan menghasilkan keratin yang tipis. Pada karbonisasi, terjadi reaksi antara asam karbonat dengan mineral dalam batuan yang akan membentuk karbonat. Asam karbonat tersebut terbentuk dari udara yang mengandung karbondioksida bereaksi dengan air. Pada hidrolisis terjadi penggantian kation dalam struktur kristal batuan oleh ion hidrogen yang meyebabkan hancurnya struktur kristal mineral penyusun batuan.
3. Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang menyebabkan perubahan fisik dan kimia batuan dikarenakan aktivitas organisme maupun cairan yang dikeluarkan oleh organisme. Pelapukan biologis disebut juga pelapukan organik.
Baca juga : Apa peran organisme tanah
Pelapukan organik dapat terjadi secara mekanik dan kimiawi. Pelapukan organik secara mekanik disebabkan oleh aktivitas fisik dari organisme seperti berkembangnya akar tanaman di sela-sela batuan sehingga batuan pecah, atau tumbuhnya lumut pada batuan di daerah lembab.
Pelapukan organik secara kimiawi disebabkan oleh zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh organisme kemudian bereaksi dengan unsur kimia penyusun batu seperti oksigen yang dihasilkan tumbuhan akan beroksidasi dengan kandungan besi dalam batuan dan menyebabkan batuan menjadi hancur atau zat sisa eksresi lumut yang meningkatkan pH di permukaan batuan yang ditumbuhi lumut.
B. Pelapukan Bahan Organik
Tanah juga dapat terbentuk dari pelapukan bahan organik. Bahan organik adalah bahan yang terdapat di dalam atau permukaan tanah, berasal dari sisa tumbuhan, hewan dan manusia yang telah mati. Tanah hasil pelapukan bahan organik disebut tanah organik. Kamu dapat melihat tanah organik ini pada kompos.
Bahan organik yang telah mati dan terkubur dalam tanah, akan diuraikan oleh bakteri sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil dan terurainya molekul yang terdapat dalam bahan organik tersebut. Penguraian bahan organik oleh bakteri menghasilkan bau busuk sehingga disebut juga proses pembusukkan. Seperti pembusukkan sisa makanan di dalam usus besarmu.
Pelapukan bahan organik oleh bakteri berperan dalam siklus nitrogen yang menyediakan nitrogen dalam tanah dan udara. Pada siklus nitrogen terjadi proses pengikatan nitrogen dari udara oleh bakteri rhizobium, amonifikasi dan nitrifikasi serta denitrifikasi.
Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah
Berdasarkan penjelasan di atas, apakah kamu sudah dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah?. Uraian di atas menjelaskan bahwa pembentukan tanah terjadi melalui pelapukan. Pelapukan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pelapukan dalam pembentukan tanah antara lain : iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu.
A. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi proses pembentukan tanah. Komponen iklim yang berpengaruh dalam pembentukan tanah yaitu suhu dan curah hujan. Suhu dan curah hujan mempengaruhi intensitas reaksi kimia dan sifat fisik tanah.
Baca juga : 6 komponen penyusun tanah
Suhu dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia tanah. Penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme melalui reaksi kimia juga dipengaruhi oleh suhu. Setiap kenaikan suhu 10ÂșC dapat meningkatkan kecepatan reaksi 2 kali lipat.
Curah hujan berperan dalam pelarutan dan pengangkutan koloid tanah serta kation yang terkandung dalam tanah. Pada daerah tropis yang memiliki suhu lingkungan dan curah hujan tinggi, akan mempercepat proses pelapukan dan pelarutan unsur yang larut dalam air. Sedangkan pada daerah kering, proses pelarutan dan pengangkutan unsur yang terkandung dalam tanah berlangsung lambat sehingga menghasilkan tanah yang kurang asam dan kandungan basa kation lebih tinggi.
B. Bahan Induk
Bahan induk adalah bahan asal pada proses pembentukan tanah. Sifat bahan induk akan mempengaruhi sifat tanah yang dihasilkan. Jika tanah di suatu daerah berpasir maka tanah tersebut berasal dari bahan induk dengan kandungan pasir tinggi.
Susunan unsur kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas pelapukan dan jenis vegetasi (tumbuhan) yang tumbuh di atasnya. Contohnya jika tanah yang banyak kandungan kapur, maka akan menghambat proses pemasaman tanah yang akan mempengaruhi derajat keasaman (pH) tanah, juga vegetasi yang tumbuh akan banyak mengandung zat kapur.
Bahan induk dalam pembentukan tanah terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf serta bahan induk organik.. Batuan beku terbentuk dari magma gubung berapi yang membeku. Batuan sedimen terbentuk dari endapan yang berasal dari pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Batuan metamorf berasal dari batuan beku dan sedimen yang terkena tekanan dan suhu tinggi. Bahan induk organik berasal dari timbunan bahan organik.
C. Organisme
Aktivitas dan zat yang dihasilkan oleh organisme berpengaruh pada proses pembentukan tanah. Organisme juga memiliki peran sebagai sumber bahan organik, membantu dalam siklus hara, menstabilkan struktur tanah, dan mampu menghambat erosi tanah. Jenis vegetasi yang hidup pada tanah tertentu dan kandungan mineralnya akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Contohnya jenis cemara dengan kandungan kation Ca, Mg dan K yang rendah, akan menyebabkan kondisi tanah di bawah pohon cemara akan lebih asam atau pH nya rendah.
D. Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi atau bentuk, kecuraman dan bentuk lereng dari suatu wilayah. Topografi mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan oleh tanah, kedalaman air, besarnya erosi dan arah gerakan air serta bahan terlarut di dalamnya. Topografi juga akan mempengaruhi cepat atau lambatnya iklim dalam proses penghancuran atau pelapukan batuan. Hal tersebut akan mempengaruhi proses pembentukan tanah.
Baca juga : Sifat fisika dan kimia zat
Sifat tanah yang dipengaruhi oleh topografi antara lain ketebalan solum, ketebalan dan kadar bahan organik pada horizon A, kandungan air tanah, warna tanah, tingkat perkembangan horizon, dan kejenuhan basa.
E. Waktu
Tanah akan terus mengalami perubahan. Perubahan tanah terjadi karena adanya pencucian dan pelapukan yang berlangsung terus menerus sehingga menghasilkan usia tanah semakin tua dan semakin kurus.
Pelapukan yang terus menerus terjadi menyababkan tanah kehilangan mineral yang mudah lapuk dan hanya meninggalkan mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Seiringa meningkatnya usia tanah, maka profi tanah juga berkembang. Berdasarkan waktu pembentukannya, tanah dibedakan menjadi tanah muda (immature atau young soil), tanah dewasa (mature soil) dan tanah tua (old soil).
Kesimpulan
Jika kamu membaca keseluruhan uraian di atas, maka kamu akan dapat mengetahui bahwa proses pembentukan tanah terjadi melalui proses pelapukan batuan dan bahan organik. Pelapukan batuan merupakan proses penguraian batuan menjadi bentuk dan ukuran yang lebih kecil, sedangkan pelapukan bahan organik merupakan proses penguraian bahan organik yang telah mati. Pelapukan batuan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu pelapukan fisika (mekanik), kimiawi dan biologis. Pelapukan batuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu.
Sekian penjelasan mengenai proses pembentukan tanah dan faktor yang mempengaruhinya. Mudah-mudahan memberikan informasi tambahan bagi kamu dan memberikan kesadaran akan pentingnya tanah, rumitnya proses pembentukan tanah dan lamanya waktu dalam pembentukan tanah, sehingga kamu dapat mendorong hati kamu untuk bersama-sama menjaga tanah dari pencemaran tanah. Akhirnya akan memberi keuntungan dan kebaikan buat bersama dan lingkungan tempat tingga kamu.
Silahkan bagikan artikel ini kepada siapa saja agar banyak orang yang memperoleh manfaat dari artikel ini. Baca juga artikel lainnya di ipamts.com.
Bagikan artikel :